Rabu, 08 Februari 2017

hortikultura

Pengertian Hortikultura

Hortikultura adalah cabang pertanian tanaman yang berurusan dengan tanaman taman, umumnya buah-buahan, sayuran, dan tanaman hias. Kata ini berasal dari bahasa Latin hortus, "taman," dan Colere, "untuk menumbuhkan." Sebagai istilah umum, mencakup semua bentuk manajemen taman, tetapi dalam penggunaan biasa mengacu pada produksi komersial intensif. Dalam hal skala, hortikultura jatuh antara berkebun rumah tangga dan pertanian lapangan, meskipun semua bentuk budidaya secara alami memiliki hubungan dekat.
Hortikultura adalah ilmu dan seni memproduksi, memperbaiki, pemasaran, dan menggunakan buah-buahan, sayuran, bunga, dan tanaman hias. Ini berbeda dari botani dan ilmu tanaman lain, pada hortikultura yang menggabungkan ilmu pengetahuan dan estetika.
Produksi dan konsumsi buah-buahan dan sayuran berkualitas tinggi memungkinkan kita untuk menjaga, makanan sehari-hari yang sehat dan seimbang. Bunga dan tanaman hias memperkaya rumah dan masyarakat kita, dan berkontribusi untuk rasa kita. Dampak hortikultura dalam kehidupan kita sehari-hari dengan menyediakan buah-buahan dan sayuran bergizi, menawarkan kenikmatan visual, dan mendorong kegiatan rekreasi.


sumber :  http://fungsi.web.id/2015/07/pengertian-hortikultura.html

jenis tanaman pangan di Indonesia

Jenis-Jenis Tanaman Pangan Di Tanah Indonesia

Jenis-Jenis Tanaman Pangan Di Tanah Indonesia cukup banyak sekali, dan sebagian besar tanaman pangan yang ditanam di Indonesia adalah padi. Selain padi, makanan pokok lainnya adalah sagu, singkong, jagung serta ubi-ubian yang dapat tumbuh subur di tanah Indonesia ini.

5  jenis Tanaman Pangan Lokal


panganlokal

1. Jagunng
jagung
Tanaman jagung merupakan tanaman yang berasal dari Amerika. Di indonesia jagung banyak diberdayakan untuk memenuhi  keperluan baik pangan maupun non pangan. Manfaat jagung bagi warga bukan hanya sebagai makanan saja, tapi bisa di olah menjadi beberapa jenis lagi sepeti: pati, tepung jagung, snack, berondong (pop corn), jenang, nasi jagung, sirup jagung dll. Sebagai bahan non pangan beberapa manfaat dari jagung adalah digunakan sebagai bahan pakan ternak, pupuk kompos, bahan pembuat kertas dan kayu bakar. Beberapa sentra  daerah penghasil utama tanaman jagung yaitu: Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat.
2. Ketela Pohon
download (4)
Ketelah pohon atau lebih  dikenal dengan sebutan singkong, tanaman tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae ini dapat tumbuh dengan subur di negara kita. Tanaman ini adalah salah satu dari jenis  makanan pokok penghasil karbohidrat selain beras dan jagung yang merupakan makanan pokok khas masyarakat Indonesia. Menurut sejarah ketela pohon  merupakan tanaman Brazilia yang  sudah menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia. Tanaman ini tumbuh dan berproduksi dari daerah dataran rendah hingga dataran tinggi. Selain untuk di konsumsi secara langsung atau di rebus erlebih dahulu, Ketela pohon juga dapat digunkan sebagai bahan baku industri pembuatan tepung tapioka, tepung gaplek, serta bahan pembuatan etanol, gasohol, dan lainnya.
3. Kentang
kentang
Menurut sejarah, kentang merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah.  Tanaman kentang merupakan tanaman yang hidup dan berproduksi di daerah subtropis atau daerah dataran tinggi, selain untuk di konsumsi, kentang juga di gunakan sebagai salah satu bahan pembuat cat, pembuat glukosa dan lain sebagainya. Penyebaran tanaman kentang di Indonesia meliputi daera-daerah seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumtera Selatan, Tanah Karo dan lain sebagainya. Menurut penelitian, kentang merupakan salah satu pangan utama dunia setelah padi, gandum, dan jagung.
4. Talas
talas
Talas termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae), di Indonesia talas bisa di jumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan di atas 1000 meter dpl, baik liar maupun yang ditanam atau yang di rawat. Di Indonesia talas adalah bahan makanan cukup populer dan produksinya cukup tinggi terutama di daerah Papua dan Jawa (Bogor, Sumedang dan Malang), yaitu biasa diolah menjadi makanam-makanan ringan, seperti keripik talas dll.
5. Ubi Jalar
ubi j
Ubi jalar merupakan komoditas utama penghasil karbohidrat, setelah padi, jagung, dan ubi kayu, dan mempunyai peranan penting dalam penyediaan bahan pangan, baik untuk bahan baku industri maupun pakan ternak. Ubi jalar dikonsumsi sebagai makanan tambahan atau makanan cemilan, kecuali di Irian Jaya dan Maluku, ubi jalar digunakan sebagai makanan pokok. Ubi jalar di kawasan dataran tinggi Jayawijaya merupakan sumber utama karbohidrat dan memenuhi hampir 90% kebutuhan kalori penduduk.
5 jenis tanaman pangan di atas hanyalah sebagian kecil nya saja, masih banyak tanaman-tanaman yang lain nya yang termasuk kedalam Jenis-Jenis Tanaman Pangan Di Tanah Indonesia. Mudah-mudahan penjelasan di atas dapat menambah motipasi kita dalam bercocok tanam.


sumber : https://hewantumbuhan.com/2013/09/26/jenis-jenis-tanaman-pangan-di-tanah-indonesia/

kultur jaringan pisang

KULTUR JARINGAN PISANG Cavendish

Tanaman pisang mempunyai ciri spesifik yang mudah dibedakan dari jenis tanaman lainnya. Tanamannya terdiri dari daun, batang (bonggol), batang semu, bunga, dan buah. Pisang termasuk keluarga musaceae, salah satu anggota ordo scitamineae.
Morfologi tanaman dapat tampak jelas melalui batangnya yang berlapis-lapis. Lapisan ini sebenarnya merupakan dasar dari pelepah daun yang dapat menyimpan air (sukulenta) sehingga lebih tepat disebut batang semu (pseudostem). Daun pisang Cavendish berwarna hijau tua. Lembaran daun (lamina) pisang lebar dengan urat daun utama menonjol berukuran besar sebagai pengembangan dari morfologis lapisan batang semu (gedebog). Batang pisang sesungguhnya terdapat didalam tanah, yaitu yang sering disebut bonggol. Pada sepertiga bagian bonggol sebelah atas terdapat mata calon tumbuh tunas anakan. Bunga pisang yang disebut tongkol yang disebut jantung. Bunga ini muncul dari primordia yang terbentuk pada bonggolnya, perkembangan primordia bunga memanjang keatas hingga menembus inti batang semu dan keluar diujung batang semu tersebut. Panjang Tandan 60 - 100 cm dengan berat 15 - 30 kg. Setiap tandan terdiri dari 8 - 13 sisiran dan setiap sisiran ada 12 - 22 buah. Daging buah putih kekuningan, rasanya manis agak asam, dan lunak. Kulit buah agak tebal berwarna hijau kekuningan sampai kuning muda halus. Umur panen 3 - 3,5 bulan sejak keluar jantung.
Salah satu tanaman buah-buahan yang diperbanyak secara komersial dengan teknik kultur jaringan adalah pisang. Pisang biasanya diperbanyak secara vegetatif menggunakan anakan atau bonggolnya. Ukuran anakan yang cukup besar menyulitkan transportasi bibit dari satu tempat ke tempat penanamannya. Anakan yang diproduksi oleh satu induk pisang ukuran dan umurnya beragam, sehingga sangat sulit untuk memperoleh anakan berukuran seragam dalam jumlah memadai untuk perkebunan pisang secara komersial.
Perbanyakan klonal pisang dengan teknik kultur jaringan dapat mengatasi kendala-kendala tersebut. Metode dan tahapan perbanyakan yang digunakan untuk perbanyakan klonal pisang ini serupa dengan metode perbanyakan lainnya. Teknik yang umum digunakan adalah kultur meristem (meristem culture) atau kultur pucuk (shoot culture), selain itu telah dicoba juga untuk mengkulturkan tangkai bunga inflorescence muda pisang. Pisang Cavendish di Indonesia lebih dikenal dengan Pisang Ambon Putih. Perbanyakan tanaman pisang secara kultur jaringan bertujuan untuk mendapatkan bibit bermutu dalam jumlah banyak dan cepat selama kurun waktu tertentu. Ditinjau dari tujuan tersebut maka adanya bibit kultur jaringan akan mampu mendukung pengembangan kebun agribisnis dalam skala luas. Bibit pisang kultur jaringan adalah bibit yang dihasilkan melalui biakan jaringan (sel meristem) pada media buatan dalam laboratorium (in vitro).
Untuk menghasilkan bibit kultur jaringan yang bermutu, perlu didukung oleh beberapa komponen, yaitu prasarana, bahan kimia untuk pembuatan media, varietas unggul dan tenaga ahli. Prasarana berupa laboratorium yang memenuhi syarat, rumah kaca atau plastik untuk membesarkan bibit yang masih sangat kecil (plantlet), serta peralatan.
Menurut George dan Sherrington (1984) keberhasilan dalam kultur jaringan sangat ditentukan oleh medium yang digunakan. Media yang digunakan untuk perbanyakan klonal pisang ini umumnya adalah media MS. Untuk merangsang pertumbuhan tunas pada eksplan, zat pengatur tumbuh umumnya ditambahkan ke dalam media kultur. Sitokinin BAP (Benzil Amino Purin) umumnya digunakan pada kisaran konsentrasi 3 - 6 ppm tergantung varietas, dengan atau tanpa kombinasi dengan auksin. Keasaman media umumnya adalah 5,5 sampai 6. Inisiasi merupakan proses awal dalam kegiatan kultur jaringan sehingga akan menjadi penentu keberhasilan kultur. Proses pertama dalam inisiasi adalah pengambilan eksplan atau bahan kultur dari lapangan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan sterilisasi eksplan (Anonim, 2002).
Prosedur kerja inisiasi pisang : Sterilisasi di luar Laminar Air Flow Cabinet 1. Cuci dan kupas eksplan pisang di air mengalir sampai bersih 2. Rendam eksplan pisang dalam larutan fungisida dan bakterisida 2 mg/ L selama 1-24 jam Sterilisasi di dalam Laminar Air Flow Cabinet 1. Rendam dalam larutan clorox 30% selama 15 menit, bilas 2x dengan air steril dan kupas 1-2 pelepah 2. Rendam dalam larutan clorox 15% selama 10 menit, bilas 2x dengan air steril dan kupas 1-2 pelepah 3. Kupas sampai sisa 3 daun pelepah ukuran 1,5x1,5 cm 4. Celup dalam larutan clorox 1% dan tanam di media Lama waktu inisiasi dalam kondisi normal adalah 4 minggu (minimal telah 2x subkultur), selanjutnya masuk tahap multiplikasi.
Aklimatisasi dilakukan apabila tanaman telah di sub kultur sebanyak 4-5 kali. Akan tetapi, bisa saja dilakukan sebelum 12 kali sub kultur hal ini dikarenakan adanya permintaan pasar yang meningkat. Media aklimatisasi disterilisasi dengan cara pengukusan selama 6 jam, hal ini dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme yang ada pada media aklimatisasi sehingga pada saat planlet ditanam di media tersebut tidak akan terkena bakteri/ atau jamur. Selain itu juga, media disemprot terlebih dahulu dengan larutan bakterisida sehari sebelum media digunakan hal ini bertujuan untuk menghindari adanya bakteri-bakteri yang tumbuh dan berkembang pada media selama media disimpan. Aklimatisasi dilakukan selama 4 minggu di dalam sungkup untuk mendapatkan tanaman yang siap di pindah ke lapangan terbuka.
Pustaka Anonim, 2003. Berkebun Pisang Secara Intensif. Redaksi Trubus, Penebar Swadaya. Jakarta. Gunawan. L. W, 1992. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB Bogor. Sutahu suyanti, B. Sc, 2004. Budidaya, Pengolahan dan Prospek Pasar. Penenbar Swadaya, Jakarta.


sumber :  http://kultur-jaringan.blogspot.co.id/2009/10/kultur-jaringan-pisang-cavendish.html

tujuan manfaat kultur jaringan

TUJUAN KULTUR JARINGAN
  1. Memperoleh tanaman yang sehat
  2. Perbanyakan tanaman
  3. Pemuliaan tanaman
  4. Pelestarian plasma nutfah
  5. Menghasilkan bahan-bahan obat
MANFAAT KULTUR JARINGAN
  1. Mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dan waktu yang singkat
  2. Keseragman genetic
  3. Memperoleh tanaman baru yang bersifat unggul
  4. Produksi tanaman sepanjang tahun
  5. Bermanfaat dibidang farmasi menghasilkan metabolit sekunder
  6. Stok mikro
  7. Perbanyakan vegetative untuk spesie yang sulit diperbanyak secara normal
PERAN KULTUR JARINGAN
1.      Dalam bidang hortikultura
–        Metode baru dalam perbanyakan tanaman
–        Tanaman yang pertama berhasil diperbanyak secara besar-besaran melalui kultur jaringan adalah tanaman anggrek, berbagai tanaman hias, sayuran, buah-buahan, pangan dan tanaman hortikultura lainnya
–        Telah dikembangkan tanaman perkebunan dan tanaman kehutanan melalui tehnik kultur jaringan
–        Ada beberapa tanaman yang tidak menguntungkan bila dikembangkan dengan kultur jaringan, misalnya kecepatan multiplikasinya terlalu rendah, terlalu banyaj langkah untuk mencapai tanaman sempurna atau terlalu tinggi tingkat penyimpangan genetic
–        Peranan dalam bidang hortikultura terutama pada tanaman yang :
ü  Prosentase perkecambahan biji rendah
ü  Tanaman hibrida yang berasal dari tetua yang tidak menunjukkan male sterility
ü  Tanaman hibrida yang mempunyai keunikan di salah satu organnya (bentuk atau warna bunga, buah, daun, batang, dll)
ü  Perbanyakan pohon-pohon elite dan atap pohon untuk batang bawah
ü  Tanaman yang selalu diperbanyak secara vegetative seperti kentang, pisang, stroberry, dll
2.      Dalam bidang agronomi
–        Membantu dalam usaha eliminasi pathogen
–        Seleksi tanaman, dalam kultur yang membentuk sel-sel bebas, terjadi variasi somaklonal dalam hal morfologi, produksi, pola pertumbuhan dan resistensi terhadap penyakit. Dengan media seleksi, beberapa lini-lini sel ini dapat dibedakan dari sel-sel lini u=yang biasa dalam beberapa petri-dish
3.      Dalam bidang pemuliaan tanaman
–        Masalah : kegagalan pembentukan embrio karena hambatan pada polinasi, petumbuhan pollen tube, fertilisasi dan perkembangan embrio atau endosperm
–        Diatasi dengan metode fusi protoplasma dan sitoplasma dari sel yang satu ke sel lain
4.      Melalui kultur jaringan dapat dilakukan manipulasi :
    1. Manipulasi jumlah kromosom melalui bahan kimia atau meregenerasikan jaringan tertentu dalam tanaman seperti endosperma yang mempunyai kromosom 3n
    2. Tanaman haploid dan double haploid yang homogeneous melalui kultur anther / mikrospora
    3. Polinasi invitro dan pertumbuhan embrio yang e=secara normal
    4. Hibridisasi somatic melalui tehnik fudi protoplasma
    5. Variasi somaklonal
    6. Transfer DNA atau organel untuk memperoleh sifat.

    sumber :  https://billysulthon.wordpress.com/2012/10/10/tujuan-manfaat-peran-in-vitro/

macam-macam kultur jaringan

Macam-Macam Kultur Jaringan

Berbagai bagian tanaman dapat digunakan sebagai eksplan dalam kultur jaringan.
  1. Kultur Meristem, menggunakan jaringan (akar, batang, daun) yang masih muda.
  2. Kultur Enter, menggunakan kepala sari sebagai eksplan.
  3. Kultur Embrio, menggunakan embrio. Misalnya pada embrio kelapa kopyor yang sulit dikembang biakkan secara alamiah.
  4. Kultur Protoplas, menggunakan sel jaringan hidup sebagai eksplan tanpa dinding.
  5. Kultur Kloroplas, menggnakan kloroplas. Kultur ini biasanya untuk memperrbaiki atau membuat varietas baru.
  6. Kultur Polen, menggunakan serbuk sari sebagai eksplannya.

sumber : http://biologicmagic.blogspot.co.id/2008/12/macam-macam-kultur-jaringan.html

langkah kultur jaringan

Langkah Kultur Jaringan untuk Tanaman

  1. Pemilihan tanaman induk sebagai sumber eksplan
Tanaman yang dipilih harus sudah jelas jenis, varietas, dan spesiesnya, serta bebas dari penyakit dan hama. Setelah itu, tanaman harus disiapkan di rumah kaca sehingga bebas dari kemungkinan kontaminasi.
  1. Inisiasi kultur
Kultur haruslah aseptik (bebas dari mikroorganisme) atau aksenik (tidak terkontaminasi mikroorganisme yang tak diinginkan. Di tahap ini, eksplan diharapkan bisa memulai pertumbuhan baru, yang bagian-bagiannya akan dipilih yang terkuat untuk multiplikasi.
  1. Sterilisasi
Saat proses kultur jaringan berlangsung, semua harus dilakukan di tempat yang steril, dengan alat-alat yang juga bersih. Untuk peralatan bisa menggunakan etanol. Tak hanya tempat dan alat, orang-orang yang melakukannya juga harus dibersihkan.
  1. Multiplikasi
Menggandakan tunas atau embrio tanaman dan memeliharanya dalam kondisi tertentu sehingga selalu siap untuk digunakan ke tahap berikutnya. Penggandaan bisa dengan merangsang pertumbuhan tunas cabang dan juga percabangan aksiler, atau merangsang pucuk secara adventif.
  1. Pengakaran
Fase di mana eksplan menunjukkan adanya pertumbuhan di bagian akar. Pada saat ini, pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat perkembangannya, serta mengawasi kemungkinan timbulnya bakteri/jamur.
  1. Aklimatisasi
Memindahkan eksplan atau bakal tanaman dari ruang steril ke bedengan. Harus dilakukan dengan hati-hati menggunakan sungkup, yang berguna sebagai pelindung bibit dari hama. Baru setelah bibit berhasil beradaptasi, sungkup dilepaskan perlahan dan bibit dipelihara seperti biasa.

Tentang Laboratorium

Tempat melakukan metode ini semua harus berada di laboratorium yang memenuhi syarat berikut:
  • Jauh dari polusi.
  • Dekat dengan tenaga listrik dan air.
  • Berada di daerah tinggi sehingga suhu ruangan terjaga tetap rendah.
Untuk ukuran dari laboratoriumnya sendiri, tergantung dari jumlah bibit yang akan dihasilkan. Sebagai patokan, untuk laboratorium seluas 250 m2, bisa menjadi tempat untuk produksi bibit sebanyak 400 ribu hingga 500 ribu bibit, yang akan mengisi lahan seluas 500-800 ha.
Laboratorium tersebut juga harus mempunyai gudang penyimpanan bahan, ruang untuk membuat media, ruang tanam, ruangan inkubasi, dan rumah kaca.


sumber :  http://jokowarino.id/langkah-langkah-melakukan-kultur-jaringan-untuk-budidaya-tanaman/

keuntungan dan kerugian kultur jaringan

Keuntungan dan Kerugian Kultur Jaringan


Keuntungan dan Kerugian Kultur Jaringan ~ Ada siang pasti ada malam, ada baik pasti ada buruk. Begitupun dengan Kultur Jaringan. Dibalik sisi keuntungannya yang berlimpah, ada saja dampak atau kerugian yang disebabkannya. Dampaknya memang tidak ada, tetapi memiliki kekurangan yang masih harus di kembangkan sehingga menuju kesempurnaan.

Dalam artikel ini akan ada kata-kata atau istilah-istilah biologi yang kurang anda pahami ( Baca Disini : Kamus Dan Istilah-Istilah Dalam Biologi )

Artikel ini menjadi penyambung artikel saya sebelumnya yaitu Makalah Lengkap Tentang Kultur Jaringan. Membahas tentang pengertian, pemanfaatan dan cara melakukan kultur jaringan. Jadi langsung saja disimak artikel saya ini tentang Keuntungan (Kelebihan) dan Kerugian (Kekurangan) Kultur Jaringan :
KEUNTUNGAN PEMANFAATAN KULTUR JARINGAN
  • Keuntungan (Kelebihan) dan Kerugian (Kekurangan) Kultur Jaringan
    Pengadaan bibit tidak tergantung musim
  • Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
  • Bibit yang dihasilkan seragam
  • Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
  • Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
  • Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya
  • Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
  • Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasaKEKURANGAN PEMANFAATAN KULTUR JARINGAN
  • Bagi orang tertentu, cara kultur jaringan dinilai mahal dan sulit.
  • Membutuhkan modal investasi awal yang tinggi untuk bangunan (laboratorium khusus), peralatan dan perlengkapan.
  • Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk mengerjakan perbanyakan kultur jaringan agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan
  • Produk kultur jaringan pada akarnya kurang kokoh 
     
     
    sumber :  http://www.benuailmu.com/2013/09/keuntungan-dan-kerugian-kultur-jaringan.html